Cerita-Cerita di Balik Perilaku
‘Ajaib’ Anak
Judul Buku : Ayah Edy Punya Cerita
Penulis : Ayah Edy
Penerbit : Nourabooks
Harga : Rp 47.000
Tebal : 290 halaman
Penulis : Ayah Edy
Penerbit : Nourabooks
Harga : Rp 47.000
Tebal : 290 halaman
Ayah Edy dikenal sebagai konsultan di bidang parenting
atau pembinaan keluarga dan pengasuhan anak. Mengusung visi Indonesia Kuat dari
Rumah (Indonesia Strong From Home), Ayah Edy ingin menciptakan generasi penerus
bangsa indonesia yang tangguh dan kuat. Untuk mencapai misinya, Ayah Edy banyak
menyebarkan pemikiran dan pengetahuannya tentang bagaimana membina keluarga
yang sehat, dan bagaimana menjadi orangtua yang bisa membantu anak
mengembangkan seluruh potensinya, dengan menjadi pembicara di seminar, radio,
televisi, maupun menulis buku.
Salah satu buku yang baru terbit adalah, Ayah Edy Punya Cerita. Buku ini berisi
kumpulan cerita tentang dunia pendidikan anak dan pengasuhan keluarga di
Indonesia dan di beberapa tempat di dunia. Terbagi dalam 2 bagian, yaitu bagian
“Pengasuhan” adalah cerita seputar pengasuhan di rumah atau keluarga, dan
bagian “Pendidikan”, yang banyak menceritakan tentang dunia pendidikan yang
diselenggarakan di institusi bernama sekolah.
Dalam bagian tentang pengasuhan, Ayah Edy memaparkan
beberapa cerita dan kasus tentang anak-anak yang bermasalah karena pengasuhan orangtua
yang kurang tepat. Dalam salah satu
ceritanya yang berjudul “Kisah Cynthia”, diceritakan seorang anak yang hingga
usia 3 tahun tidak bisa bicara dan tidak berminat melakukan apapun, kecuali
hanya bermain air sabun sendirian. Ternyata, permasalahannya terletak pada
pengasuhan orangtua yang terlalu protektif, hingga kemudian Cynthia merasa
malas melakukan apapun karena selalu diawasi dan dilarang orangtuanya. Dalam
cerita lainnya, Ayah Edy ingin menyampaikan pesan, bahwa setiap anak yang dianggap
keras kepala sebetulnya memiliki karakter bawaan yang baik untuk menjadi orang
yang teguh pendirian. Tapi orangtua seringkali memaknai dengan cara negatif. Sehingga
ketika terjadi konflik antara anak tersebut dengan orangtuanya, sering terjadi
kekerasan secara verbal atau fisik, seperti orangtua ‘terpaksa’ meneriaki,
memukul, atau bahkan mencubit si anak.
Di bagian tentang Pendidikan, Ayah Edy menggambarkan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia pada umumnya. Ayah Edy menyoroti
sekolah yang masih saja mengutamakan pentingnya nilai akademis dan menilai
kecerdasan hanya dari satu atau dua aspek saja, yaitu kemampuan berbahasa dan
matematika. Akibatnya, banyak anak dengan mudah dicap bodoh atau tidak cerdas.
Padahal dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, ditemukan bahwa
kecerdasan itu luas dan beragam. Kemampuan berbahasa dan berhitung atau logika hanyalah
2 di antara 8 kecerdasan yang ada. Yaitu, kecerdasan interpersonal,
intrapersonal, natural, visual spasial, musikal, dan kinestetis. Namun, selain
memaparkan ‘kritik tentang sistem pendidikan sekolah’ yang berlaku umum di
Indonesia, digambarkan pula beberapa sekolah yang mulai menerapkan semangat
untuk benar-benar melihat anak sebagai individu yang selalu unik, dengan kecerdasan
yang berbeda-beda.
Beberapa cerita merupakan analogi untuk
menggambarkan dunia pendidikan kita. Seperti dalam cerita berjudul “Sistem
Pendidikan Ala Teko dan Cangkir”. Tulisan ini menyoroti praktek pendidikan di
negara ini yang tidak mendukung berkembangnya kreativitas. Proses belajar hanya
diartikan sebagai proses untuk menerima pengetahuan dari guru. Apa yang menjadi
pemikiran guru, itu pulalah yang diikuti mentah-mentah oleh peserta didiknya. Padahal,
untuk belajar secara efektif, diperlukan keterampilan berpikir kreatif, lalu
kemampuan berpikr logis, dan terakhir kemampuan menyimpan informasi.
Ayah Edy juga menceritakan beberapa kisah inspiratif
dari beberapa tokoh besar dan penemu di dunia. Dalam cerita tentang Thomas Alva
Edison dan Albert Einstein, Ayah Edy menceritakan tokoh yang berperan
dibelakang nama-nama besar tersebut, yang ternyata ada dukungan dari orangta
yang percaya dengan potensi mereka. Walau sebelumnya harus berhadapan dengan
institusi sekolah yang terlanjur melabeli mereka dengan kata bodoh atau gagal.
Memahami dan Mengembangkan Potensi Anak
Buku ini bisa menjadi pembuka wawasan bagi orangtua dan
pendidik tentang bagaimana memandang anak dan bersikap terhadap anak dengan
semua keunikannya, agar tidak mudah terjebak untuk melabeli anak dengan label
negatif. Buku ini membantu meluruskan pandangan tentang anak, bahwa pada
hakikatnya semua anak itu memiliki potensi untuk sukses mencapai prestasi
puncak, namun dalam kenyataanya, perjalanan untuk ke sana terhambat oleh
lingkungan keluarga dan sekolah yang justru tidak mendukung pengembangan potensi
anak, malah merusaknya. Tugas orangtua dan pendidik saat ini adalah kembali
menyadari fitrah anak dan memperbaiki cara mengasuh dan mendidik anak, dan
bercermin kesalahan-kesalahan pengasuhan dan pendidikan yang beberapa contoh
kisahnya ada di buku ini.
Sebagai buku yang dimaksudkan untuk berbagi pengetahuan, akan menjadi lebih lengkap jika penulis bersedia menuliskan
referensi buku-buku yang menjadi nukilan dan inspirasi cerita di buku ini,
seperti referensi untuk cerita tentang penemu Albert Einstein dan Thomas Alva
Edison. Penulisan sumber referensi diperlukan agar pembaca yang ingin
mengetahui lebih jauh tentang tokoh yang diceritakan bisa dengan mudah mencari
sumbernya. Akan sangat menarik dan berisi, jika menceritakan kisah kesuksesan
tokoh kepada orang lain atau kepada anak jika mengetahui versi lengkapnya.
Misalnya, ketika menceritakan tentang Bill Gates yang memutuskan untuk keluar
dari Harvard University untuk menekuni hobi mengutak atik software, yang
menjadi cikal bakal kesuksesannya dengan Microsoft.
Tetapi kehadiran buku ini menjadi pendorong bagi
orangtua dan pendidik anak untuk kembali merenungi makna dari kehadiran seorang
anak dan tujuan dari pendidikan, melalui penyampaian yang ringan dan menghibur,
karena disampaikan dalam bentuk cerita-cerita yang inspiratif. (rie)
buku ini masih di bagian waiting list untuk dibaca nih kuyi di rak ku... masih menyelesaikan beberapa buku yang lain.. eniwey thanks buat sharing resensinyaaa....
BalasHapussama-sama mbak... semoga segera masuk dalam daftar 'sudah dibaca' :). Waktu aku baca beberapa artikel pertama malam hari, besok paginya, hati dan pikiran lebih enteng ngadepin anak-anak, *bagai direcharge hehe
HapusPenasaran sama buku ini. Makasih reviewnya ya, mbak. :)
BalasHapushem... orang tua harus benar-benar banyak belajar untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak yaa... trmkasih untuk berbagi resensinya mbak....
BalasHapussaya juga sedang belajar menjadi orang tua yang baik untuk anak saya... dan alhamdulillah berbagai pengalaman itu sekarang saya tuangkan menjadi sebuah buku "Cerdas Mengasuh Anak Usia 0 - 2 Tahun"....