Hari terakhir di bulan Desember tahun 2013, kami isi dengan hangout (bahasa kerennya) ke Taman Mini
Indonesia Indah. Yangti dan Yangkung ceritanya ingin ajak cucu-cucunya
main-main, dan Taman Mini yang jadi pilihan. Hmm.... sebetulnya sudah cukup
sering pastinya, dan sudah hampir semua wahana dan titik-titik di TMIiI
dikunjungi, tapi memang ada satu yang belum pernah kami naiki: kereta Aeromovel
atau monorailnya.
Rencana berangkat pagi terpaksa ditunda hingga jam 10.00
karena hujan yang cukup deras sejak malam harinya. Pada jam 10.00 itu, hujan
sudah cukup bersahabat. Perjalanan lancar sekali tanpa macet, karena sepertinya
siang ini semua penghuni Jakarta sedang tidur siang untuk atau istirahat untuk
mempersiapkan energi menyambut malam pergantian tahun. Senangnya... walau sempat
kebablasan ke jagorawi, ngga perlu manyun karena perjalanan tetap mulus tanpa
hambatan.
Sampai di TMII sekitar jam 11.00. dan segera membayar tiket
masuk gerbang sebesar 55.000 rupiah
totalnya (Rp 8.000/orang plus kendaraan Rp 7.000). Tujuan pertama kami adalah
Akuarium Air Tawar. Akuarium airt tawar adalah tempat kita bisa melihat
berbagai jenis ikan air tawar yang terdapat di seluruh nusantara dan dunia.
Untuk bisa menikmati akuarium ini, pengunjung di kenakan tiket seharga Rp
15.000/orang yang sudah termasuk tiket masuk ke Museum Serangga dan Taman
Kupu-Kupu yang bersebelahan dengan Akuarium.
Ikan Arwana sepanjang kurang lebih 1 m |
Ikan Gajah. Ada belalainya, lho... |
Menarik juga melihat ragam jenis ikan air tawar dengan
berbagai bentuk dan ukuran. Kita bisa melihat ikan yang memiliki
keunikan-keunikan tersendiri. Beberapa di antaranya, ikan gajah yang memiliki
semacam belalai di mulutnya, ikan arwana panjang 1 meter, belut listrik sepanjang 1 meter yang dihubungkan dengan
lampu di atas akuariumnya sehingga ketika belut itu bergerak lampu akan
menyala, juga ikan karnivora yang terkenal itu yaitu piranha.
Kita juga bisa melihat hewan air tawar lainnya seperti
udang-udangan, labi-labi albino (sejenis penyu albino), buaya kura-kura.
Setelah melewati berbagai jenis ikan dan hewan air tawar,
tibalah giliran untuk melihat hal-hal menarik di dalam Museum Serangga dan
Taman Kupu-Kupu. Dunia serangga ternyata sangat unik ya. Setiap famili serangga punya banyak jenisnya. Seperti
replika kawanan kumbang beraneka jenis yang disusun dan terpajang di area pamer
paling depan museum tersebut.
Ragam Kumbang Nusantara |
Sambil melihat-lihat koleksi serangga yang diawetkan itu,
Yangti dan Yangkung asyik membahas nama beberapa serangga itu dalam bahasa
Jawa. Dan Yangkung takjub ketika menemukan serangga sejenis kumbang yang dikenalnya
dengan nama Samber Ilen juga dipajang di situ lengkap dengan namanya dalam
bahasa Jawa. Koleksi serangga tomcat yang beberapa waktu lalu membuat heboh di
Indonesia karena memakan korban, juga dipajang di sana. Ternyata besarnya seperti
nyamuk. Hanya saja, kalau nyamuk kalau hinggap di tangan atau kaki kita, kita
bisa menepuknya sampai mati atau mengeluarkan darah. Tapi, kalau tomcat yang
hinggap, sebaiknya biarkan dia pergi dalam kondisi hidup dan utuh. Caranya
dengan meniupnya atau menyentil/menyeroknya dengan pelan menggunakan kertas.
Supaya kita tidak terkena getah dari tubuh tomcat yang punya zat berbahaya yang
membuat kulit gatal dan melentung hebat.
Kupu-kupu yang diawetkan |
Petualangan di dunia serangga pun berlanjut ke taman Kupu
Kupu. Aih... cantik banget kupu-kupu di dalam sana. Jumlahnya memang tidak
banyak, tapi cukuplah bikin segar pemandangan mata.
Setelah sholat, kami mencari tempat makan langganan sejak
jaman saya masih kecil diajak jalan Yangti Yangkung ke Taman Mini. Pecel
Madiun. Pecel di sini dulu terasa enak sekali, dan hati terasa teduh karena
selalu ada pertunjukan langsung seorang bapak yang memainkan kecapi atau
ibu-ibu yang nyinden. Sempat bingung mencari-cari tempatnya, karena tempatnya
sudah dipindah. Tempatnya yang dulu sudah berganti menjadi anjungan rumah adat
untuk propinsi-propinsi ‘baru’. Dan lokasi si Pecel Madiun ini sekarang
terletak tidak jauh dari Museum Transportasi. Suasananya kurang lebih tidak
banyak berubah, malah mengalami penurunan. Rasa makanannya tidak senikmat dulu.
Dan tidak ada pemain kecapi dan sinden.
Pemandangan di bangku paling depan aeromovel |
Usai mengisi perut, Zhafi dan Hanan dapat kejutan
menyenangkan. Mereka akan mencoba naik monorail atau kereta Aeromovel. Monorail
ini terdiri dari dua gerbong. Jalannyya tidak teralu cepat. Tapi karena kami dapat
kesempatan duduk di depan, sensasinya terasa seru dan sedikit menegangkan. Dan
yang terpenting rasa penasaran Zhafi dengan monorail sudah terjawab. Lain kali
kita naik monorail beneran yaa... Atau kereta peluru sekalian. TGV di Perancis, atau Shinkansen di Jepang?
Hmmm.... *twink.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^