Postingan ini adalah rangkuman dari School of Parenting (Scope) yang diadakan oleh Sekolah Alam Tangerang (SAT) untuk wali murid SD kelas 1 SAT. Scope dilaksanakan Minggu tanggal 22 September 2013, dengan pembicara konsultan pendidikan Bapak Adriano Rusfi (Pak Aad)
Remaja:
Dilema & Petaka
# Belajar Dari kasus Dul (AQJ).
Sudah
baligh tapi belum Aqil.
Remaja:
Masa Tidak Karuan.
Usia
baligh di masa
sekarang makin maju, yaitu USIA 9-10 tahun. Sementara masa aqil menurut
Elizabeth Hurley adalah 24 tahun.
Artinya,
di zaman sekarang rentang waktu antara masa baligh dan aqil semakin jauh,
membuat individu di kelompok usia yang bernama
remaja ini mengalami kebingungan. Di satu sisi mereka sudah matang secara fisik
dan seksual. Di sisi lain, kecerdasan akal, moral, emosi, sosial, dan aspek
finansial, mereka masih belum mandiri.
#
Belajar dari Jesus di Surabaya, siswi SMP di Surabaya yang melacurkan diri,
demi tuntutan gaya hidup.
Masalah
seks sebelum nikah tidak bisa diatasi hanya rentang pendekatan iman. Karena itu
Allah bukan memerintahkan "Jangan berzina", melainkan, "Jangan dekati zina"
REMAJA,
SEBUAH FENOMENA
- Istilah remaja baru Ada sejak abad 19
- Muncul sejak era Revolusi Industri dan sekolah. Pada masa ini, orangtua tidak hanya ayah,tapi juga IBU terpaksa meninggalkan anaknya seharian untuk bekerja. Anak kemudian dititipkan di tempat yang bernama sekolah.
- Adolescence - adolescere - pre adult.
- Bukan anak, tapi belum dewasa.
- Anak baru gede
- Terjadi secara masif dan global, kecuali di daerah suku terasing.
- Mendapatkan pembenaran ilmiah, sosial, bahan keagamaan.
Sesungguhnya tidak ada lembaga pendidikan, melainkan lembaga pengajaran. Karena lembaga pendidikan sebenarnya
adalah RUMAH.
Remaja
= ABG = generasi galau = generasi banci sosial (bukan anak-anak tapi juga belum dewasa).
Karena,
periode transisional dengan rentang yang sangat
panjang menjadikan remaja berada dalam masa berbahaya =tidak karuan, atau masa storm and stress.
Seperti
kita ketahui,berada dalam masa transisional rentang mengalami chaos. Bahkan
diakui juga oleh Al Qur'an, seperti dalam Surat Al Falaq ayat
1 yang berbunyi: "Aku berlindung kepada
Allah, Sang Pemilik Waktu Fajar (waktu fajar adalah waktu transisi dari malam
ke pagi), dari keburukan dan kejahatan makhlukNya."
Pendidikan
aqil adalah tanggung jawab Ayah.
Pendidikan
baligh adalah tanggung jawab bunda.
Porsi
sekolah adalah mengajar, bukan mendidik.
Revolusi
industri mengubah tatanan keluarga, yang tadinya pendidikan Anak
dipegang orangtua, menjadi dipegang oleh lembaga sekolah. Karena orangtua
dipaksa untuk bekerja seharian mencari uang/nafkah, Termasuk kaum ibu.
#Doa
untuk orangtua:
"Ya
Allah, ampunilah dosa
orangtua kami, rahmatilah mereka, sebagaimana mereka mendidik kami sedari
kecil."
Karena
itu, jangan sampai sekolah & guru mengambil pahala dari doa Anak sholeh,
yang seharusnya menjadi hak ibu dan ayahnya.
Yuk, aqil balighkan anak kita.
- Didiklah, bukan hanya mengajar.
- Boleh delegasikan tugas pengajaran, tapi jangan limpahkan tanggung jawab pendidikan kepada sekolah.
- Ayah: penanggung jawab utama pendidikan
- Ibu: pelaksana utama pendidikan
- Tak perlu berlindung dibalik istilah kualitas pertemuan.
- Mari pintar mencari nafkah. Bangun komunitas untuk mengakomodasi kebutuhan, untuk mencari nafkah.
Sekolah
dan guru seayaknya hanya berfungsi sebagai caretaker untuk anak.
# Tips: "mengatasi anak berbohong"
1.
Anggap
semua yang diceritakan si anak adalah benar (iyakan saja).
2.
Beri dia pertanyaan berentetan, yang membuat di terpaksa terus menerus
menciptakan cerita bohong baru hingga capek berbohong.
Target
mendidik anak agar anak mencapai aqil baligh langganan juara.
Prinsip
belajar harus didasarkan pada Concequential
learning bukan reward
and punishment.
Prinsip
parenting:
- Jadikan rumah sebagai laboratorium dan dapur. Biarkan anak membuang ‘kejahiliahannya’ di rumah, bukan di luar rumah.
- Jangan terlalu sensitif terhadap pertengkaran kakak-adik. Itu cara mereka mempererat rasa sayang dan memiliki satu sama lain.
Orangtua
dalam membantu anak menentukan keputusan tetap dalam
kontrol orangtua sekaligus memberikan ruang demokratis pada anak. *memilih vs
memutuskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^