Bagaimana bisa alas kaki dengan model dan bentuk yang aneh itu bisa menarik begitu banyak orang antri untuk mendapatkannya?
Sepatu
Crocs telah dikenal kalangan atas sebagai merek yang cukup prestisius,
karena counternya terletak di tempat-tempat yang ekslusif seperti
mall-mall papan atas. Terlebih harganya yang memang mahal, cukup
menambahkan kesan mewah, walaupun dari segi penampilan tampak kasual,
dan bahkan bagi sebagian orang bentuknya terlihat jelek dan aneh.
Namun ketika orang mulai mencoba memakainya, dan merasakan fungsinya yang antislip, anti bau, dan nyaman, word of mouth lah
yang kemudian beraksi menggenerate konsumen lebih banyak lagi.
Lama-lama tampilan yang aneh dengan pilihan warna yang bervariasi dari
yang ngejreng sampai yang hitam, menjadi terlihat unik bagi pemakai atau
orang yang melihatnya. Beberapa orang menyebut alas kaki itu
mencerminkan kepribadian pemakainya. Terlebih beberapa selebriti yang
memang sudah keren, tampak dengan nyaman memakai alas kaki itu, menambah
kesan keren pada alas kaki itu.
Lalu...kenapa hanya karena ada promo diskon, mampu membuat antrian sepanjang 2 lantai?
Tentunya
bukan karena harga yang lebih murah saja yang dijadikan alasan. Seperti
yang dijabarkan oleh Stephen Brown (seorang profesor di bidang riset
marketing di University of Ulster, dengan TEASE Framework nya, unsur trickery, exclulsivity, dan amplification sekaligus berperan dalam terbentuknya antrian panjang tersebut.
Selama
ini Crocs tidak pernah mendiskonkan produk alas kaki anehnya itu.
Faktor inilah yang menjadi magnet bagi banyak orang yang mengenal merek
ini. Kelangkaan peristiwa pendiskonan dan citra produk yang prestisius
dan eksklusif, ditambah pula dengan pengumuman diskon di media nasional
tertentu yang sudah pasti sesuai sasaran pasarnya.
Maka ketika diumumkan diskon, wajar saja banyak orang yang memburunya. Mungkin yang paling kuat dari beberapa alasan di atas adalah kesan prestisiusnya. Dan mereka kali ini mendapatkan kesempatan langka untuk menjangkau barang prestisius itu dengan harga yang lebih murah dari aslinya (walau tetap saja mahal dan tampak tidak sebanding dengan barangnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^