20 Des 2013

Rangkuman School of Co Parenting SCOPE) #2: Generasi Aqil Baligh

Rangkuman dari School of Parenting (Scope) yang diadakan oleh Sekolah Alam Tangerang (SAT) untuk wali murid SD kelas 1 SAT. Scope dilaksanakan Minggu tanggal 27 Oktober 2013, dengan pembicara konsultan pendidikan Bapak Adriano Rusfi (Pak Aad).

Generasi Aqil Baligh: Ciri, Karakter, Kompetensi, dan Manfaat

Kenapa Harus Aqil Baligh?
Ada ungkapan yang pernah diucapkan Bung Karno, yaitu:
“Beri aku 10 pemuda dan akan kuubah dunia”
Tapi tahukah jika bukan pemuda, tapi remaja yang disodorkan, mungkin quotenya akan berubah menjadi:
Beri aku 1 remaja, dan pusinglah aku dibuatnya.” Hehe...

Beda pemuda dengan remaja:
Pemuda: sudah matang secara fisik dan seksual, juga memiliki pemikiran yang matang, siap mengambil peran dan tanggung jawab, sudah merencanakan kehidupannya, dan sudah mulai bisa mandiri secara finansial.
Remaja: matang secara fisik, tapi masih belum punya rasa tanggung jawab, belum bisa memecahkan masalah atau mengambil keputusan, dan apalagi, masih sangat tergantung secara finansial kepada orangtua, bahkan ada yang sampai menyulitkan orangtuanya.

Ironis memang, tapi itulah fenomena yang muncul akhir-akhir ini dengan kehadiran remaja. (seperti yang sudah disampaikan pada materi SCOPE sebelumnya “Remaja: Dilema dan Petaka”).

Jadi, kenapa harus Aqil Baligh?
1.       Aqil dan Baligh adalah 2 sisi dari 1 mata uang
2.       Keduanya saling melengkapi
3.       Keduanya adalah cerminan keseimbangan antara akal dan nafsu
4.       Keduanya adalah kombinasi dari instink dan nurani
5.       Baligh sebagai ‘gas’ dan Aqil sebagai ‘rem’
6.       Aqil dan Baligh menandakan kematangan paripurna
7.       Karena manusia diciptakan mulia, lebih tinggi dari malaikat ataupun hewan.

Problem yang dihadapi kaum remaja, yaitu kelompok usia yang sudah baligh tapi belum aqil adalah, bisa melakukan tapi tidak bisa menanggung resikonya, atau bertanggung jawab atas konsekuensinya. Karena, mereka ini sudah terbit nafsunya, sudah mulai muncul gairah seksualnya, dan mungkin sudah meletup-letup ambisinya, karena sudah mulai mencapai tahapan perkembangan seksual yang menuju matang, tapi belum terbentuk akalnya, moralnya, kemampuan finansialnya, dan spiritualnya. Misalnya, saja yang paling memprihatinkan adalah terjadinya perilaku seks bebas atau zina di usia dini. Contoh lain adalah kasus tawuran antar pelajar, kasus kecelakaan seperti yang dialami Dul alias AQJ, anak dari pasangan musisi Ahmad Dhani dan Maia.

Tentang zina sendiri, jangankan remaja, orang yang sudah dewasa pun bisa tergelincir ke dalam perbuatan ini. Karena Zina tidak bisa diatasi hanya dengan iman, tapi dengan menjauhinya sedapat mungkin. Tidak ayat yang memerintahkan “jangan berzina”, melainkan, “jangan kau dekati zina”. Karena zina terjadi akibat adanya kesempatan pada ruang dan waktu yang tepat, dimana saat itu bahkan iman pun sulit bersaing dengan nafsu yang memang muncul secara alamiah.

Contoh kasus: Seorang guru ‘baik-baik’ kemudian menggauli siswinya yang juga tergolong perempuan ‘baik-baik’.

Dan zina sangat dekat dengan perilaku bunuh-membunuh. Jika situasi sudah terjepit, tak jarang zina berakhir pada kasus bunuh diri, bunuh pasangan zina, atau bunuh janin. Walaupun, ada juga yang pada akhirnya bisa ‘menata’ kembali kehidupan yang lebih baik.

Baligh harus diimbangi dengan Aqil. Jika tidak, maka yang muncul adalah petaka seperti yang dicontohkan di atas. Begitu juga sebaliknya, Aqil harus diimbangi dengan baligh. Jika tidak, maka tidak ada nafsu, tidak ada ambisi untuk maju dan membangun, instink untuk berjuang, dan cita-cita. Karena manusia bukan lah malaikat.

Manusia diciptakan mulia karena akal dan nafsunya. Karena jalan dosa itu perlu ada. Kita berpahala jika kita bisa menahan atau mengendalikan/mengelola diri dari dosa. Pahala disebabkan karena kita tidak melakukan dosa, sebagaimana pengertian dari hukum haram adalah jika dilakukan berdosa dan jika tidak dilakukan mendapat pahala.

Konsep itu bukan berarti kita boleh berbuat salah sama sekali. Berbuatlah salah tapi bukan berbuat dosa. Silakan melanggar, karena salah dan melanggar kaidah umum itu bagian dari terbentuknya kreativitas, tergantung hal apa yang dilanggar.
Kreativitas itu adalah jalan dosa yang dikelola dengan baik. Kreatif, bisa diartikan dengan bagaimana tujuan bisa tercapai tanpa berbuat dosa.

Tantangan Islam adalah melahirkan generasi kreatif. Karena baik saja tidak cukup, harus beda dan kreatif. Banggalah dengan kemanusiaan kita, karena disitulah letak kemuliaannya. Dimilikinya nafsu untuk berbuat, dan akal untuk mengarahkan apa yang akan dibuatnya dan bagaimana mencapainya.

Syari’ah dan Aqil Baligh
1.       Syari’ah adalah taklif atau beban. Dibutuhkan kemampuan untuk melakukannya.
2.       Syari’ah adalah kombinasi dan keseimbangan antara aturan dan kebijaksanaan
3.       Syari’ah adalah ajaran tentang bagaimana aqil mengelola baligh
4.       Agar ada syari’at di satu sisi, dan ada akal sehat dan nurani di sisi lain
5.       Agar seimbang antara aqil dan baligh
Ya, syariah memang beban, tapi jika aqil terbentuk akan muncul nilai dan pemikiran bahwa, “Allah tidak akan membebankan sesuatu kepada manusia kecuali sesuai dengan kemampuannya.”

Dasar dari munculnya syari’ah adalah bentuk untuk mencintai Allah. Janganlah menjadi hamba shalat, janganlah menjadi hamba puasa, atau hamba masjidil haram. Jadilah hamba Allah, yang dengan cinta kita padaNya kita bersedia untuk dibebankan kewajiban sholat, puasa, naik haji, dan sebagainya.

Dasar dari hukum syari’ah BUKAN MELAWAN hawa nafsu, tapi MENGENDALIKAN/MENGELOLA hawa nafsu.

Tentang fatwa yang dikeluarkan dari lembaga seperti MUI, tentang syar’i atau tidaknya sesuatu, kadangkala bisa menyesatkan. Fatwa tertinggi adalah hati. Karena hakikatnya, kebaikan adalah , apa yang membuat hati tenteram ketika melakukannya, dan keburukan adalah apa-apa yang ketika terbetik dalam hati, tapi tidak ingin diketahui orang lain.

Tantangan Masa Depan
1.       Akan banyak informasi yang membutuhkan kemampuan pengambilan keputusan secara akurat. Pengambilan keputusan membutuhkan kemampuan untuk membedakan dan menganalisis 4 hal:
-          Apakah penyebabnya
-          Apakah pemicunya
-          Apakah faktor pendukungnya,
-          Apa akibatnya
2.       Akan banyak tantangan moral yang membutuhkan pengendalian nafsu.
3.       Sebuah era penuh kompetisi yang membutuhkan kematangan
Usia SD adalah usia forming, bukan performing.
4.       Sebuah masa pengembangan IPTEK yang menghajatkan kualitas SDM
5.       Era kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual

Empat fungsi otak:
1.       Gudang (tempat penyimpanan informasi)
2.       Perpustakaan (sumber referensi yang terorganisasi dengan rapih)
3.       Laboratorium (tempat bereksperimen dengan segala sumber informasi yang ada)
4.       Production House (tempat mengkreasi produk, ide, gagasan)

Pengertian
Aqil
Dewasa secara akal.
Akal adalah pertautan antara fikiran dan hati, yang menghasilkan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kemampuan berpikir, dan kreativitas.
Baligh
Dewasa secara fisik.
Kematangan seks primer dan sekunder
Berkembangnya naluri dan dorongan primitif
Tempat munculnya instink kehidupan (eros) dan instink kematian (tanathos) – nyali vs keberanian


DISKUSI
1.       Tentang kesulitan konsentrasi dan fokus menerima pelajaran pada anak usia SD.
Anak usia SD memang masanya belum bisa fokus atau konsentrasi dalam waktu yang lama. Dan satu hal yang perlu diingat, perkembangan manusia belum mencapai klimaksnya jika masih usia SD, sehingga sangat mungkin nanti bisa berubah dan diubah.

2.       Tentang apakah parameter aqil?
Aqil dapat dikenali dengan 3 ciri:
a.       Mampu bertanggung jawab
Dapat dilatih dengan cara, memberikan tanggung jawab secara bertahap, dimulai dari tugas kecil, lalu serangkaian tugas atau satu set pekerjaan. Misal, “tolong jaga adik, agar adik tetap aman dan nyaman sampai ayah bunda pulang.”
b.      Mampu mandiri, baik secara self help, maupun finansial
Anak dapat dilatih mencari uang sendiri dengan cara memberikannya tugas diluar tugas rutin/hariannya, dan berikan imbalan berupa uang.
c.       Mampu mengambil keputusan dengan akurat (atau mendekati akurat)
Latih anak untuk menentukan atau keputusan-keputusan dalam keluarga, misal: kakak mau menu apa buat besok. Atau kita mau pergi jalan-jalan ke mana hari ini? Bisa kita sempitkan pilihan dan biarkan anak yang menentukan. Atau anak yang menyodorkan pilihan, dan orangtua yang memilih.

               
3.       Tentang hubungan kakak adik sebagai partner belajar dalam kehidupan
Didik anak pertama sebaik mungkin, agar si sulung mampu mendidik dan mengajari adik-adiknya. Karena kakak dan adik adalah partner belajar paling pas untuk belajar tentang kehidupan. Jika mereka bertengkar, itu adalah proses belajar mereka yang unik. Dari pertengkaran kakak adik (sepanjang itu wajar), masing-masing belajar tentang menghadapi kehidupan.

4.       Tentang saudara sekandung yang berebut warisan hingga mengalami gangguan kejiwaan
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan atau psikosis. Dalam hal ini, salah satunya bisa disebabkan karena belum tuntasnya tahapan perkembangan sebelumnya. Pembentukan individuasi, keakuan, egosentrisme, yang seharusnya muncul dan dikembangkan di usia SD harus dituntaskan di masa itu. Jika ditekan, atau tidak selesai, akan menjadi ‘hutang’ dan akan muncul di tahapan usia yang lebih tua, dan efeknya sangat buruk.

5.       Tentang kecepatan anak yang berbeda, dan bagaimana guru dan orangtua menyikapinya
Setiap anak punya gaya kecepatan yang berbeda. Ada yang bertipe sprinter, ada yang bertipe marathon, ada yang berubah antara sprint dan marathon. Dalam menyikapinya, disesuaikan dengan gaya kecepatan anak. Dari sekolah sendiri, di siasati dengan sistem sentra, dan menggabungkan anak-anak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

2 komentar:

  1. Thanks artikelnya. Ada pernyataan menarik juga dari Pak Adriano. Anak-anak zaman sekarang lebih cepat baligh namun lambat aqilnya. Sudah baligh rata-rata usia 10 tahun namun usia 20 tahun pun masih jarang yang aqil. Yang bertanggung jawab membuat anak baligh adalah ibu, sementara yang membuat anak menjadi aqil adalah ayah. Para lelaki perlu mendefinisikan ulang perannya di keluarga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget mbak. saya baru tersadar kenapa anak muda sekarang lebih mudah terjerumus dalam kekerasan atau seks bebas. ya karena mungkin didikan untuk menjadi aqil dan baligh dalam waktu bersamaan itu terabaikan oleh peran ayah ibu. ayah ngga cuma urusan cari uang, ibu juga ngga melulu urusan dapur aja ya hehe. Ayo, ayah digeret ke dapur #lho? hihi

      Hapus

Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^

What Is Your Passion?

Quote yang paling menginspirasi: "I am stronger than my excuses".