24 Jun 2009

Memaknai Uang Untuk Memulai Perencanaan Keluarga


Sering mengalami masalah keuangan? Misalnya, uang gaji sebulan tau-tau habis dalam sekejap tanpa bisa tau kemana uang itu dihabiskan. Ya memang, dapet uang susah dan berasaaa banget, tapi begitu membelanjakan ngga berasa. Berasanya belakangan, begitu dompet dan tabungan di bank menipis dan ngga ada cadangan sama sekali. Duh...

Apa masalahnya? Kekurangan uang? Yaa...mungkin. Mungkin kita memang perlu menambah sumber pendapatan seperti mengambil pekerjaan paruh waktu atau memulai bisnis sendiri. Lalu apa masalah akan selesai begitu saja, setelah bisa mendapatkan tambahan uang per bulan.

Hehe...ngga juga ternyata. Karena bahkan orang kaya banget sekalipun tetap mengalami masalah dengan keuangannya. Kenapa? Ternyata masalahnya ada di perencanaan keuangan.

Ya...siapapun dia, berapapun gajinya, besar atau pun kecil, perlu sekali melakukan perencanaan keuangan.

Apa saja yang mencakup perencanaan keuangan itu?

Pertama kita perlu menyadari hakikat uang itu. Lalu kita perlu merumuskan untuk apa kita memiliki uang. Artinya...uang yang kita gunakan akan kita gunakan untuk apa. Kita bisa memulai nya dengan menentukan tujuan keuangan kita. Pasti kita akan berpikir, ya kita pakai uang buat makan, buat membeli barang-barang kebutuhan. Juga membeli sesuatu yang kita inginkan. Yap sudah pasti itu. Kita butuh uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apa cuma sebatas itu aja? Banyak orang saat ini mulai menyadari pentingnya menabung. Tapi...hanya menabung saja kita tidak punya tujuan yang jelas. Apalagi yang ditabung itu sisa gaji, itupun kalau ada.

Konsep perencanaan keuangan dari yang saya pelajari belakangan ini, adalah membatasi konsumsi saat ini untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Dengan cara membuat langkah-langkah untuk mencapai tujuan keuangan. Tujuan keuangan terdiri dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Langkah-langkah untuk mencapai tujuan keuangan itu adalah dengan menggunakan penghasilan untuk dibagi pada kegiatan konsumsi, menabung dan investasi, dan pembayaran hutang (jika ada).

Saran dari perencana keuangan, komposisi yang tepat untuk ketiganya adalah, menabung dan investasi 30%, konsumsi dan pembayaran hutang 70%. Jadi...sejak awal penghasilan kita dapat, kita harus memprioritaskan anggaran untuk menabung sebesar 30% itu. Kenapa? Karena bisa jadi hidup kita di masa depan bergantung dari situ. Bukan hidup kita saja, tapi hidup keluarga kita.

Ubah mindset kita, bahwa penghasilan kita ya hanya yang 70% itu. Itulah yang akan kita pakai untuk kebutuhan saat ini. Misalkan gaji kita sebulan 3 juta. 30% dialokasikan untuk menabung dan invesasi yaitu sebesar Rp900.000, sehingga yang bisa kita pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan konsumsi saat ini adalah kira-kira Rp 2.100.000. Sulit?

Ya...saya akui sulit. saya pun masih berjuang untuk bisa mengurangi konsumsi. Tapi ini soal mindset. Meluruskan mana yang kebutuhan, mana yang keinginan. Mana yang benar-benar penting, mana yang kurang penting.

Karena kalau kita tidak bisa membatasi konsumsi...bisa jadi bukan hanya tidak bisa menabung, tapi malah berhutang. Seorang pintar mengatakan, jangan jadikan diri kita diperbudak oleh uang. Tapi jangan pula jadikan uang sebagai benda keramat.

Artinya? Esensinya adalah pada tujuan. Kita bekerja untuk mencari uang. Lalu uang itu untuk apa? Kalau langsung dibelanjakan untuk ini itu, memperturutkan keinginan kita, lalu setelah habir kita mencari segala cara untuk mendapatkan uang, entah benar atau tidak caranya. itu artinya kita sudah diperbudak oleh uang.

Uang kita simpan, kita irit-irit, sampai-sampai anak kita ngga terpenuhi kebutuhan gizinya, bajunya compang-camping...itu juga ngga bener lah ya...bukan berarti kita harus mengeramatkan uang.

Kembali pada tujuannya. Kembali pada hakikat uang. Uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, pakailah sewajarnya, sesuai kebutuhan, dan simpan selebihnya untuk keperluan di masa datang, entah sesuatu yang telah kita rencanakan, atau sesuatu yang sifatnya darurat.

Gambar diambil dari http://weblogs.cltv.com/news/local/chicago/2008/04/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^

What Is Your Passion?

Quote yang paling menginspirasi: "I am stronger than my excuses".