5 Jan 2014

TMII Kali Ini Naik Monorailnya...


Hari terakhir di bulan Desember tahun 2013, kami isi dengan hangout (bahasa kerennya) ke Taman Mini Indonesia Indah. Yangti dan Yangkung ceritanya ingin ajak cucu-cucunya main-main, dan Taman Mini yang jadi pilihan. Hmm.... sebetulnya sudah cukup sering pastinya, dan sudah hampir semua wahana dan titik-titik di TMIiI dikunjungi, tapi memang ada satu yang belum pernah kami naiki: kereta Aeromovel atau monorailnya.

Rencana berangkat pagi terpaksa ditunda hingga jam 10.00 karena hujan yang cukup deras sejak malam harinya. Pada jam 10.00 itu, hujan sudah cukup bersahabat. Perjalanan lancar sekali tanpa macet, karena sepertinya siang ini semua penghuni Jakarta sedang tidur siang untuk atau istirahat untuk mempersiapkan energi menyambut malam pergantian tahun. Senangnya... walau sempat kebablasan ke jagorawi, ngga perlu manyun karena perjalanan tetap mulus tanpa hambatan.

Sampai di TMII sekitar jam 11.00. dan segera membayar tiket masuk gerbang  sebesar 55.000 rupiah totalnya (Rp 8.000/orang plus kendaraan Rp 7.000). Tujuan pertama kami adalah Akuarium Air Tawar. Akuarium airt tawar adalah tempat kita bisa melihat berbagai jenis ikan air tawar yang terdapat di seluruh nusantara dan dunia. Untuk bisa menikmati akuarium ini, pengunjung di kenakan tiket seharga Rp 15.000/orang yang sudah termasuk tiket masuk ke Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu yang bersebelahan dengan Akuarium. 

Ikan Arwana sepanjang kurang lebih 1 m
Ikan Gajah. Ada belalainya, lho...
Menarik juga melihat ragam jenis ikan air tawar dengan berbagai bentuk dan ukuran. Kita bisa melihat ikan yang memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Beberapa di antaranya, ikan gajah yang memiliki semacam belalai di mulutnya, ikan arwana panjang 1 meter, belut listrik  sepanjang 1 meter yang dihubungkan dengan lampu di atas akuariumnya sehingga ketika belut itu bergerak lampu akan menyala, juga ikan karnivora yang terkenal itu yaitu piranha.



Kita juga bisa melihat hewan air tawar lainnya seperti udang-udangan, labi-labi albino (sejenis penyu albino), buaya kura-kura. 

Setelah melewati berbagai jenis ikan dan hewan air tawar, tibalah giliran untuk melihat hal-hal menarik di dalam Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu. Dunia serangga ternyata sangat unik ya. Setiap  famili serangga punya banyak jenisnya. Seperti replika kawanan kumbang beraneka jenis yang disusun dan terpajang di area pamer paling depan museum tersebut. 

Ragam Kumbang Nusantara

 Sambil melihat-lihat koleksi serangga yang diawetkan itu, Yangti dan Yangkung asyik membahas nama beberapa serangga itu dalam bahasa Jawa. Dan Yangkung takjub ketika menemukan serangga sejenis kumbang yang dikenalnya dengan nama Samber Ilen juga dipajang di situ lengkap dengan namanya dalam bahasa Jawa. Koleksi serangga tomcat yang beberapa waktu lalu membuat heboh di Indonesia karena memakan korban, juga dipajang di sana. Ternyata besarnya seperti nyamuk. Hanya saja, kalau nyamuk kalau hinggap di tangan atau kaki kita, kita bisa menepuknya sampai mati atau mengeluarkan darah. Tapi, kalau tomcat yang hinggap, sebaiknya biarkan dia pergi dalam kondisi hidup dan utuh. Caranya dengan meniupnya atau menyentil/menyeroknya dengan pelan menggunakan kertas. Supaya kita tidak terkena getah dari tubuh tomcat yang punya zat berbahaya yang membuat kulit gatal dan melentung hebat.

Kupu-kupu yang diawetkan
Petualangan di dunia serangga pun berlanjut ke taman Kupu Kupu. Aih... cantik banget kupu-kupu di dalam sana. Jumlahnya memang tidak banyak, tapi cukuplah bikin segar pemandangan mata.

Setelah sholat, kami mencari tempat makan langganan sejak jaman saya masih kecil diajak jalan Yangti Yangkung ke Taman Mini. Pecel Madiun. Pecel di sini dulu terasa enak sekali, dan hati terasa teduh karena selalu ada pertunjukan langsung seorang bapak yang memainkan kecapi atau ibu-ibu yang nyinden. Sempat bingung mencari-cari tempatnya, karena tempatnya sudah dipindah. Tempatnya yang dulu sudah berganti menjadi anjungan rumah adat untuk propinsi-propinsi ‘baru’. Dan lokasi si Pecel Madiun ini sekarang terletak tidak jauh dari Museum Transportasi. Suasananya kurang lebih tidak banyak berubah, malah mengalami penurunan. Rasa makanannya tidak senikmat dulu. Dan tidak ada pemain kecapi dan sinden. 


Pemandangan di bangku paling depan aeromovel
Usai mengisi perut, Zhafi dan Hanan dapat kejutan menyenangkan. Mereka akan mencoba naik monorail atau kereta Aeromovel. Monorail ini terdiri dari dua gerbong. Jalannyya tidak teralu cepat. Tapi karena kami dapat kesempatan duduk di depan, sensasinya terasa seru dan sedikit menegangkan. Dan yang terpenting rasa penasaran Zhafi dengan monorail sudah terjawab. Lain kali kita naik monorail beneran yaa... Atau kereta peluru sekalian.  TGV di Perancis, atau Shinkansen di Jepang? Hmmm.... *twink.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^

What Is Your Passion?

Quote yang paling menginspirasi: "I am stronger than my excuses".