16 Okt 2014

Terigu, Manfaat dan Efek Buruknya


Apa ya manfaat dan kelebihan dari tepung terigu, sampai-sampai sekarang hampir setiap makanan pasti menggunakan tepung terigu sebagai bahan utama ataupun bahan campurannya. Dan kenapa terigu ngga direkomendasikan untuk dimakan setiap hari? Apa pula hubungannya dengan ketahanan pangan nasional? 

Sejak tahu anak sulung saya punya masalah alergi, saya mencari info sebanyak-banyaknya tentang masalah yang dideritanya. Apalagi, anak kedua saya mengalami keterlambatan tumbuh kembang karena sakit yang cukup lama di awal-awal tahun pertumbuhannya. Saya pun makin rajin mencari info dan belajar tentang kesehatan dan pola hidup sehat. 

Terakhir, saya bergabung dengan sebuah grup di Facebook yang mengkampanyekan pola makan food combining. Pola makan ini dasar-dasarnya sebenarnya sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Di grup itu, saya mengenal bahwa apa yang kita makan, bagaimana memakannya, dan kapan memakannya berpengaruh pada kesehatan pencernaan dan kesehatan seluruh tubuh. Saya pun jadi tahu, bahwa salah satu bahan makanan yang sebenarnya punya dampak buruk untuk tubuh adalah tepung terigu.

Waduh… padahal aslinya saya doyan banget makan roti-rotian dan cake, yang notabene bahan utamanya adalah tepung terigu. Kadang, sehari bisa 3 kali makan roti tawar diolesi selai atau ditaburi meises. Dan tahu sendiri kan, kalau sekarang sepertinya hampir semua makanan yang dijual di supermarket selalu mengandung tepung terigu, baik sebagai bahan utama ataupun sekedar bahan tambahan.

Terigu = gandum ?
Sumber
Tepung terigu itu ya gandum. Tapi kok ada roti tawar putih dan roti tawar gandum? Sebetulnya sama ngga sih? Jadi, terigu itu berasal dari tanaman gandum. Gandum itu jenis biji-bijian. Gandum terdiri dari 3 bagian yaitu bran, lembaga, dan endosperm. Bran dan lembaga mengandung nutrisi dan serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Sedangkan endosperm yang merupakan bagian terbesar dari gandum mengandung pati, air, dan protein. Untuk pengolahan menjadi tepung terigu, hanya bagian endosperm inilah yang akan  dimanfaatkan.


Manfaat Tepung Terigu
Terigu banyak dipakai sebagai bahan pembuatan aneka makanan. Mie, pasta, kue kue kering, roti, dan sebagai bahan pencampur dan pelekat makanan. Kelebihan dari terigu ini adalah pada kandungan gluten yang terdapat di dalamnya membuat terigu mudah sekali diaplikasikan sebagai bahan pencampur makanan apapun. Gluten bersifat lengket, mengikat air, dan kedap udara, membuat adonan kenyal dan dapat mengembang. Karena itu, pembuatan mie dan roti harus menggunakan tepung terigu.

 
Sumber
Terigu dan Kesehatan
Pemrosesan biji gandum menjadi terigu telah menghilangkan banyak kandungan nutrisi dan mengalami banyak percampuran kimia. Makanya, gandum yang sudah diolah dan diproses menjadi tepung terigu sebenarnya nyaris tidak memberi manfaat apapun bagi tubuh kecuali asupan karbohidrat, kalori, dan protein yang adalah gluten itu sendiri.

Nah soal karbohidrat ini, pasti kalau yang punya masalah diabetes udah membatasi juga mengkonsumsi makanan dari terigu, seperti roti-rotian, cake, kue kering, walaupun tanpa gula. Misalnya, kalau kepingin roti tawar, lebih baik pilih roti tawar gandum bukan roti tawar putih. 

Kenapa? 

Karena terigu dan olahannya memiliki indeks glikemik yang tinggi. Artinya, bahan 
makanan ini sangat cepat diubah menjadi gula, sehingga cepat menaikkan level gula darah dalam tubuh. Berbeda dengan roti berbahan tepung gandum utuh. Gandum utuh tidak kehilangan kulit dan lembaganya. Sehingga masih banyak mengandung serat dan nutrisi dan lambat diubah menjadi gula.

Belakangan, penelitian merilis pula, konsumsi roti tawar putih secara rutin setiap hari, memicu tumbuhnya sel-sel tumor atau kanker. Nah loh … kenapa? Karena yang pertama, IGnya yang tinggi akan meningkatkan kadar gula dalam tubuh, lalu mengaktiviasi sel-sel kanker dalam darah. Kedua … yaa, karena gula adalah makanan kesukaan sel kanker.

Terigu dan Gangguan Pencernaan
Kandungan gluten pada terigu bisa dibilang sebagai kelebihan, tapi bisa juga menjadi kekurangan. Gluten adalah protein lengket yang tidak ramah pada sistem pencernaan manusia. Bagi yang tidak punya masalah alergi, seliak, atau intoleransi gluten, mungkin akibat buruknya tidak segera terasa. Tapi sebenarnya, jika dikonsumsi rutin setiap hari, gluten dalam terigu ini dapat berakibat buruk pada pencernaan untuk jangka panjang.

Sumber
Gluten yang lengket ini lambat sekali dicerna di dalam tubuh. Kalau karbohidrat lainnya hanya membutuhkan 2 jam, protein hewani membutuhkan 4 jam, gluten membutuhkan 6 jam untuk bisa dicerna dalam tubuh. Bahkan sampai 3 hari, tergantung seberapa banyak asupan terigu ke dalam tubuh. Masalahnya adalah, enzim pencerna dalam tubuh hanya bekerja paling lama 4 jam saja. Karena itu, gluten pun tidak dapat tercerna dengan sempurna. Akibatnya membusuk dan menghambat jalannya saluran pencernaan untuk melakukan penyerapan nutrisi dan pembuangan zat-zat sisa.

Terlalu banyak tumpukan gluten pada pencernaan pada akhirnya menyebabkan proses pencernaan tidak lancar hingga memicu berbagai penyakit. Seperti kanker usus besar, GERD, sembelit daan sebagainya.


Efek buruk gluten semakin tampak pada orang-orang yang punya toleransi rendah terhadap gluten, yaitu penderita celiac desease, beberapa anak dengan autis, atau orang dengan alergi gluten.

Terigu dan Ketahanan Pangan Nasional
Wuih… berat ya… dari persolan dapur bisa jadi persoalan skala nasional. Apa pula urusannya? 

Hehehe …  

Jadi, udah tahu dong, terigu itu dibuat dari apa. Iya betul! Tanaman gandum. Pabrik terigu mah Indonesia punya. Dan sering kita dapati produknya bahkan di minimarket retail. Tapi gandumnya dari mana?

Kebutuhan pemakaian terigu di negara kita ini semakin tahun semakin meningkat. Bisa sampai 300.000 ton dalam 1 bulan. Wow banget ya! Masalahnya … bahan baku pembuatan terigu, yaitu gandum, masih 100% import lho. Dan bahan pangan yang paling tinggi jumlah yang diimport adalah gandum. Kalah deh beras dan lainnya. Kenapa import 100%? Karena kondisi lahan negeri kita yang berbukit-bukit dan iklim Indonesia secara alami ngga bisa mendukung tumbuhnya gandum dengan subur. Tumbuhan gandum membutuhkan iklim subtropis untuk dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan Indonesia tau sendiri ya, iklimnya tropis.
Sumber

Memang ada beberapa ladang gandum di Indonesia, tapi baru sebatas ladang percontohan saja, belum bisa mensupport kebutuhan gandum di Indonesia. Jadi, berarti untuk masalah terigu ini, kita masih bergantung 100% import. Nah, kalau import berarti negara kita bukannya mendapatkan devisa, malah kehilangan devisa negara dong, ya.

Diet Terigu
Nah, demi alasan kesehatan juga alasan ketahanan pangan nasional (ehem), ngga ada salahnya kita mulai mengurangi konsumsi tepung terigu ini.
Sumber

Tapiii … memang ngga mudah ya menghilangkan kebiasaan kita untuk mengonsumsi makanan-makanan berbahan dasar tepung terigu itu. Saya pun masih berjuang mengurangi konsumsi terigu ini. Berhasil di rumah karena saya usahakan untuk ngga menyetok makanan berbahan terigu. Tapi kalau sudah keluar rumah, bertamu ke rumah siapa, atau main kemana, kadang situasi kepepet bikin diet terigu ini rada berantakan.

Tapi … setidaknya kita bisa mengurangi konsumsi terigu dengan berbagai cara:

  • Tidak mengonsumsi mie, roti, cake, kue kering, biskuit, dan lainnya (hmmm aduh susah nih). Ganti dengan mengonsumsi kue-kue tradisional seperti lemper, arem-arem, kue mangkok.
  • Mengganti tepung terigu dengan tepung yang berbahan baku lokal. Seperti tepung beras, tepung mocaf, tepung singkong/tapioka, tepung ganyong, tepung sorghum, maizena.

Sekarang kan udah banyak, yah,  resep-resep cake dan kue kering yang bahan bakunya tanpa terigu. Tinggal browse di google dengan kata kunci resep tanpa gluten, dijamin bingung sendiri mau coba yang mana dulu. Biasanya, sebagai pengganti terigu, digunakan tepung mocaf, atau campuran tepung beras-maizena-kanji, yang menghasilkan olahan cake dan kuker dengan rasa dan tekstur yang sama seperti cake/kuker dari tepung terigu.

Nah, apa kabarnya alergi si Sulung? Alhamdulillah, eksimnya sih ngga separah dulu waktu masih sering makan roti dan biscuit-biskuitan. Sekarang, jarang nyetok makanan-makanan seperti itu. Dia gatal-gatal kalau lagi stress aja. Dan kondisi Hanan sekarang? Sehat, ceria aktif, walau masih mengejar ketertinggalannya dalam kemampuan bicara.

Sesekali memang masih molos deh terigu masuk ke perut, tapi… selama ngga setiap hari, dan diimbangi buah dan sayur, in syaa Alloh masih ngga papa.

Wess, pokok'e temanya nih, Indonesia Sehat, Indonesia Kuat. *smile

Referensi:
http://www.dailymail.co.uk/health/article-411506/White-bread-increases-cancer-risk.html
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/09/13/impor-gandum-indonesia-ancaman-yang-belum-memasyarakat-592316.html


25 komentar:

  1. sayang dsini susah nyari tepung mocaf dkk :(

    BalasHapus
  2. memang entah kenapa kok belum dijual bebas. :( tapi ada referensi kalau mau beli online, misalnya di www.kainara.com *bukanmarketerlhosaya :)

    BalasHapus
  3. Eemmm,,
    Sebagai anak kos, makanan langsung masuk aja.Cari yang instant,dan mau cepat
    Agak ngeri uga sichh.......thanks infonya😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang sih. makanan dari terigu paling mudah didapat. asal diimbangi aja makan buah. kan banyak tuh yang jual buah potong. tinggal hap... hehe

      Hapus
  4. Mksh bnyk infonya sngt bermanfaat,blakangan ini sy sering buat bolu berbahan terigu pst nya,sy br sadar klu sdh ke kebanyakan,(hampir tiap hari),eh anak sy yg plg bSr Susah bab smp perutnya keras dan bdn nya angat,buru2 sy ksh sj air klapa ijo sama buah pepaya,lgsg bs bab lagi,ga lagi2 deh buat bolu2 gitu,mending mkn buah saja,skali.lg mksh infonya

    BalasHapus
  5. Mksh bnyk infonya sngt bermanfaat,blakangan ini sy sering buat bolu berbahan terigu pst nya,sy br sadar klu sdh ke kebanyakan,(hampir tiap hari),eh anak sy yg plg bSr Susah bab smp perutnya keras dan bdn nya angat,buru2 sy ksh sj air klapa ijo sama buah pepaya,lgsg bs bab lagi,ga lagi2 deh buat bolu2 gitu,mending mkn buah saja,skali.lg mksh infonya

    BalasHapus
  6. Terima kasih infonya. Jadi jelas apa alsannya. Soalnya saya lagi kut program pola makan sehat, ga boleh makan trigu. salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga programnya sukses ya, mbak... salam sehat :)

      Hapus
  7. Makasih untuk infonya yg lengkap & bermanfaat..

    BalasHapus
  8. Infonya bermanfaat bgt mba, makasih ya

    BalasHapus
  9. Sangat membantu sekali .terimakasih
    Jujur saya sebagai penikmat dengan bahan dasar terigu dengan hampir setiap hari seperti gorengan bisa tahu efek buruknya,yang sebelumnya tidak tahu sama sekali.mudah2an bermanfaat dan bisa diaflikasikan..haturnuhun

    BalasHapus
  10. Artikel nya AKU bangettt, maksudny sesuai sama apa yg lg AKU cari tau
    Tq ya mba... barokalloh

    BalasHapus
  11. Omoshiroii...
    Artikelnya menarik. Thanks ~

    BalasHapus
  12. Wah. Artikel yang sangat bermanfaat
    Memang penggunaan terigu harus ditekan ya, terutama untuk menjaga kesehatan keluarga.
    Terimakasih🙏

    BalasHapus
  13. Makasih infonya..sangat bermanfaat..

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah, jazakumullohkhairankatsiraan

    BalasHapus

Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^

What Is Your Passion?

Quote yang paling menginspirasi: "I am stronger than my excuses".