24 Jan 2015

Ibu: Profesi Abadi


Semenjak mengetahui sosok Ibu Septi Peni, saya disadarkan kembali bahwa menjadi Ibu adalah pekerjaan yang harus dijalankan secara profesional. Karena, seorang ibu adalah pendidik generasi bangsa. Kita tidak bisa hanya mengandalkan perasaan saja untuk menjadi ibu. Diperlukan ilmu dan pengamalannya.


Saya salut kepada ibu bekerja, karena pastinya membagi waktu antara profesi utama sebagai ibu dengan profesi yang lain tentulah perlu energi dan tantangan tersendiri. Di sisi lain, tidak ada alasan bagi perempuan yang tidak bekerja di luar untuk merasa ngga produktif lagi. Karena menjadi Ibu Rumah Tangga adalah pekerjaan dan profesi. Kelak produknya adalah Anak Sholeh. Yang menggaji? Direktur alam semesta ini, Allah SWT. Bayangkan, direkturnya Sang Maha Kaya. Ngga perlu khawatir dengan gaji yang dijanjikannya kepada kita. Bukan soal materi saja, tapi cinta dan ridho Allah di dunia akhirat insya Allah selama seorang ibu ikhlas dan tulus menjalankan profesinya, sepenuh hati.

Di situsnya Institut Ibu Profesional, Ibu Septi Peni menayangkan video tentang gambaran umum menjadi Ibu Profesional, dan saya rangkum di sini inti sarinya.

Sudah kodratnya seorang anak memilki Intellectual curiousity, Creative imagination, Art of discovery, Akhlak mulia. Kalau selama dalam pengasuhan kita, keempat hal itu menurun atau hilang/habis, berarti ada yang salah pada kita sebagai orangtua.

Sudah menjadi fitrah anak:

  1. Homo ludens, yaitu makhluk yang senang dengan permainan dan bermain
  2. Rentang konsentrasi rata-rata anak adalah 1 x usianya
  3. Secara natural, anak adalah makhluk pembelajar
  4. Delapan puluh persen otak anak berkembang di usia 0 – 8 tahun, dan masa-masa keemasan mereka adalah 0 – 3 tahun
  5. Stimulus anak sejak dini akan menentukan karakter anak selanjutnya.

Orangtua, ayah dan ibu, adalah pendidik utama bagi anak-anak. Dalam hal menjadi ibu, perlulah belajar bagaimana menjalani peran ibu secara professional. Bukan sambilan, bukan sampingan. Karena pekerjaan ini adalah pekerjaan penting, membentuk generasi.
Untuk menjadi ibu yang professional, dibutuhkan 4 pilar keterampilan.

  1. Bunda sayang. Bunda mampu mencurahkan perhatian, kasih sayang dalam membesarkan dan mendidik anak. Menerapkan komunikasi produktif, membimbing anak agar memiliki ekspresi kreatif, memberi motivasi, mengajarkan kemampuan akademik dasar (membaca dan berhitung) dengan kasih sayang.
  2. Bunda cekatan. Bunda mampu menjalankan perannya sebagai pengelola keuangan keluarga, dokter dan perawat keluarga, safety riding, mengelola rumah agar nyaman dan elok.
  3. Bunda produktif. Bunda mampu membantu perekonomian keluarga, menjadi komunitas pembelajar, komunitas industry, memberi manfaat bagi lingkungan sekitar
  4. Bunda Shalihah. Bunda mampu menjadi contoh, berkarakter mulia.

Akhlak mulia dibutuhkan dalam:
How to educate children
How to manage family
How to be confidence
How to make continuous improvement

Agar tercapai tujuan membentuk kaum ibu yang professional, perlu:

  • revitalisasi makna ibu
  • adanya pendidikan dan pelatihan bagi para ibu
  • pengembangan saran ibu professional
  • dibentuknya jaringan kemandirian peremuan.
Karena mendidik 1 ibu adalah mendidik 1 generasi.

Ngga perlu menjadi sempurna sebagai ibu, tapi semangat untuk terus memperbaiki diri akan memberi hasil yang lebih baik.
 “Be Professional, Rezeki Follows”

8 komentar:

  1. Saya juga suka dengan konsepnya ibu septi Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ibu septi udah mempraktekkan dan hasilnya luar biasa ya. semoga kita bisa ngikuti jejakya bu septi ya, Mak :)

      Hapus
  2. Aku lagi baca yang bunda sayang dan nggak gerak bacanya alias stuck!
    Sebenernya bagus bgt itu bukunya, tapi emang dasar akunya pemalas.... jadi belum rapi2 bacanya.

    Eniwei aku juga pengenn membesarkan anak2ku nanti seperti anaknya bu Peni.
    Sekolah di rumah, tapi kreatis dan cerdasnya ampuuuunn.
    Salut sama bu Peni, sederhana pula orangnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. anak-anak bu peni udah melesat ya, mak, ibunya keren sih :). semoga kita bisa sekeren beliau ya Mak Anesa Nisa :)
      btw, bukunya aku malah belum baca mak. pengen pesen juga deh, semoga masih ada

      Hapus
  3. bagus banget ya mbak konsepnya, suka banget sama quotnya ...Karena mendidik 1 ibu adalah mendidik 1 generasi...^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sejalan sama pepatah "ibu adalah madrasah utama buat anaknya"... aamiinn :)

      Hapus
  4. sebagai seorang ibu memang harus bisa dan mampu memberikan kasih sayang serta perhatian ya mak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pastinya begitu ya, Kang Jun. Terlepas dari keterbatasan seorang ibu, ibu selalu ingin ngasi yang terbaik buat anak yes... :)

      Hapus

Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^

What Is Your Passion?

Quote yang paling menginspirasi: "I am stronger than my excuses".