14 Apr 2014

My Most Unforgettable Journey: Perjalanan Impian Ke Padang

Tulisan ini saya kasih judul Perjalanan Impian Ke Padang. Kenapa ya?

Dulu waktu mahasiswa, lagi masa-masa seru-seruan ikut kegiatan ini itu. Ikut lomba karya ilmiah ini itu. Terhitung pernah mencoba mengajukan proposal untuk ikut serta lomba karya tulis ilmiah 2 kali dengan 2 kelompok yang berbeda. Terakhir, bersama teman-teman BKM (sebutan untuk kegiatan ekstrakurikuler di kampus), saya mengajukan proposal untuk ikut lombat program kreatif mahasiswa.  Kalau di 2 proposal sebelumnya belum (tidak) diterima, alhamdulillah yang ketiga ini diterima dengan sukses setelah menunggu setahun. 

Singkat cerita, kami merancang program pelatihan untuk anak-anak di daerah sub urban. Perancangan, pelaksanaan, sampai dengan penulisan laporan memakan waktu kurang dari setahun. Selama masa itu, saya ingat seorang teman yang seingat saya paling sering meyakinkan dan menebarkan optimisme kalau kami akan menang, namanya Resti. Tapi memang kami semua saling menularkan semangat dan optimisme, kalau program ini bakal lolos final dan kami bisa pergi ke Padang untuk mengikuti finalnya. Yeah... 

Setahun berlalu, dan kami sudah pasrah. Hehehe... Soalnya, dari 8 orang anggota kelompok kami, yang belum lulus tinggal dua orang, saya dan Ratna (teman seperjuangan di segala cuaca hihi). Yang lain sudah pada lulus dan bekerja pula. Di saat saya dan Ratna sedang kongkow berdua di kampus di sela-sela penyusunan skripsi kami, datanglah kabar gembira itu. Program kami diterima, dan masuk final. Yeahh...

Singkat cerita, setelah melalui berbagai proses  untuk bisa berangkat ke Padang, yang prosesnya juga cukup bikin deg-degan, karena diawal kemungkinan ngga semua orang di kelompok kami yang bisa berangkat karena masalah pembiayaan dan juga kendala dari beberapa teman yang sudah bekerja dan kuliah lagi (eh ini bacanya ngos-ngosan ya... hihihi), akhirnya kami toh bisa berangkat juga. Kami berangkat dengan 7 orang pasukan, karena salah satu teman ngga bisa meninggalkan pekerjaannya.

Nah... inilah perjalananya yang ngga terlupakan. Kami berangkat dengan maskapai penerbangan murah meriah (yang sekarang udah dinyatakan bankrut ituu), bersama ratusan peserta dari kampus kami tercinta. Kami berangkat dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, transit di Bandara Soetta, Jakarta. Proses transit ituuu lumayan deg-degan. Sejak tiba di bandara kami punya waktu sekitar 6 - 8 jam (saya lupa tepatnya, udah lama bingits), dan kami seperti kebingungan menghabiskan waktu selama itu di Bandara. Akhirnya timbul ide gila. Kami memutuskan akan ke rumah saya yang jarak tempuhnya lewat sebetulnya hanya sekitar 1 - 1,5 jam. Jadi, kalau bolak-balik bandara - rumah saya menghabiskan waktu 2 - 4 jam. Hmm... kami ngga tahu kalau keputusan itu adalah keputusan yang 'salah' hihihi....

Perjalanan Bandara - rumah saya relatif lancar jaya. Sampai rumah, ngga banyak yang kami lakukan, selain sholat, makan, dan ngobrol sebentar ditemani ibu saya. Lalu ibu menyarakan kami segera berangkat, dan lebih baik menghabiskan sisa waktu di bandara. Karena ada kemungkinan macet. Iya... macet. Dan itulah yang terjadi. 

Macetnyaaa ngga kira-kira oiy. waktu sudah tinggal sekitar sejam lagi, dan kami terjebak macet di jalan tol yang kalau pun jalan cuma semeter-semeter dan jeda berhentinya pun lamaa. Awalnya kami masih bisa saling bercanda, dan mengeluh tentang macetnya. Tapi.. jam terus berdetak, semakin dekat dengan jadwal keberangkatan pesawat kami ke Padang. Suasana di mobil mulai hening, yang terdengar tinggal hela nafas khawatir masing-masing. Suasana di mobil makin mencekam setiap kali kami sadar waktunya semakin mepet. Kami sudah mulai berpikir buruk (atau mungkin hanya saya ya,) kalau kami bakalan batal ke Padang... Lagi-lagi pasrah, walau masih tetap berharap. Yang jelas, udara di dalam mobil yang berAC itu udah semakin pengap aja. Hihiii... entah karena ketegangan kami, atau karena penghuni di dalam mobil kebanyakan (ada 9 orang dalam mobil, termasuk ibu dan kakak yang menyetir). 


Entah keajaiban dari mana, kami tiba di ujung kemacetan. Dan kakak saya segera memacu mobilnya. Kami tiba di Bandara sudah melewati batas waktu check-in yang ditentukan, tapi keajaiban masih kami dapatkan karena kami masih bisa melewati proses check in dan mendapatkan boarding pass. Kami langsung berlarian menuju ruang tunggu dan pintu boarding, lalu berlarian menuju tangga pesawat, dan ketika kami sampai di pesawat, semua peserta sudah duduk dengan manisnya di tempat duduk masing-masing. 

Fuiiihhh... alhamdulillahhh.... 

Ternyata, kami bukan yang terakhir, masih ada kelompok lain yang belum naik. Walah-walah.... jadi pingin ketawa sendiri mengingat betapa tegangnya kami di dalam mobil tadi. 

Dan kami pun tiba di Padang, sudah malam. Setelah menghadiri acara pembukaan dan makan malam, kami diantar ke wisma tempat kami menginap. Ternyata, masih ada hal tak terduga yang muncul. Kelompok kami nyaris ngga dapat kamar untuk bermalam. Tapi untunglah masalah itu terselesaikan.

Acara final berlangsung di Universitas Andalas 3 hari. Wuih ternyata Unand itu yaa.. luasss banget. Dan bangunan kampusnya nyaris seragam, dan banyak hamparan rumput hijau di lahan yang berbukit-bukit landai. Rangkaian acara final diawali dengan pembukaan yang menyuguhkan acara tari-tarian daerah Sumatera Barat dan juga tarian dari daerah lain. Dan acara intinya adalah presentasi-presentasi program dari semua peserta. Dan kebetulan kami mendapat giliran untuk presentasi di hari terakhir.
Kampus Unand
Suguhan tari tradisional


Di hari terakhir, di malam penutupan, kami begitu yakin, kalau kami pasti mendapat juara, walaupun tetap menaruh hormat pada beberapa kelompok lain yang kami anggap sangat potensial jadi pemenang. Malam penutupan cukup menghibur. Tapi saya, ngga perhatian dengan hiburan yang disajikan, saya benar-benar ngga sabar menunggu pengumuman juaranya. Dan... tibalah saat diumumkan, juara 3, nama kami tidak di sebut, juara 2, belum juga disebut, dan juara 1.... Kami ... tidak disebut juga. Hihihi.... Kecewa? Tunggu... masih ada harapan untuk pemenang lomba poster ilmiah. Saya yakin poster ciamik karya Dila, bakal dapat juara. Tapi memang... kami belum ditakdirkan untuk juara di lomba ini.

Saat itu, saya merasa cukup kecewa, sepertinya beberapa teman lain juga sama. Walau saling memasang muka tabah. Heheh.

Jadi, perjalanan pra dan selama ke Padang ini memang ngga akan terlupakan. Ditambah lagi kami dapat kesempatan mengunjungi beberapa tempat wisata dan penjualan oleh-oleh di hari terakhir.

Kalau disuruh ngulang lagi perjalanan ini, saya sih mau banget. Tapi soal kena macet menuju Bandara mah diskip aja, jangan kejadian 2 kali. Hihihi....


2 komentar:

  1. wah asyiknya jalan2 ke Padang, aku belum nyampe sana nih. makasih ya mak, sudah terdaftar :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... masih bisa ikutan ya Mak? Alhamdulillah.... makasih mak Muna hehe. Smoga ngga lama lagi bisa menginjakkan kaki di padang ya, Makkk :)))

      Hapus

Haii emak, bapak, ibu, adik, abang, neng, uda, uni, akang, teteh, mas, dan mbak, tinggalkan komentar dan jejakmu yaa... saya senang sekali kalau bisa berkunjung ke rumah maya milikmu. Salam BW ^_^

What Is Your Passion?

Quote yang paling menginspirasi: "I am stronger than my excuses".